BAB 1
PENDAHULUAN
Uji Gula dan Protein dalam Urine
1.1 Tujuan
Adapun
tujuan dari praktikum ini yaitu untuk:
1.
Untuk menentukan kadar pH dalam urine
2.
Untuk mengetauhi kandungan glukosa dalam urine
3.
Untuk mengetauhi kandungan protein dalam urine
1.2 Dasar Teori
Urine atau air seni atau air kencing
merupakan cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal kemudian dikeluarkan dari
dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urine diperlukan untuk membuang
molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga
homeostasis cairan tubuh. Urine disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter
menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra. Urine
normal biasanya berwarna kuning, berbau khas jika didiamkan berbau ammoniak, pH
berkisar 4,8 – 7,5 dan biasanya 6 atau 7. Berat jenis urine 1,002 – 1,035.
Volume normal perhari 900 – 1400 ml.
KANDUNGAN
DALAM URINE
1.
Air sebanyak 95 %
2.
Urea, asam ureat dan ammonia
3.
Zat warna empedu (Bilirubin dan Biliverdin)
4.
Garam mineral, terutama NaCl (Natrium Chlorida)
5.
Zat-zat bersifat racun seperti sisa obat dan hormon.
GLUKOSA
Glukosa terbentuk dari karbohidrat
dalam makanan dan disimpan sebagai glikogen dalam hati dan otot rangka. Kadar
glukosa dipengaruhi oleh 3 macam hormon yang dihasilkan oleh kelenjar pankreas.
Hormon-hormon itu adalah : insulin, glukagon, dan somatostatin.
Glukosa mempunyai sifat mereduksi. Ion
cupri direduksi menjadi cupro dan mengendap dalam bentuk merah bata. Semua
larutan sakar yang mempunyai gugusan aldehid atau keton bebas akan memberikan
reaksi positif. Na sitrat dan Na karbonat (basa yang tidak begitu kuat) berguna
untuk mencegah pengendapan Cu++ . Sukrosa memberikan reaksi negative karena
tidak mempunyai gugusan aktif (aldehid/keton bebas).
Glukosa darah adalah gula yang
terdapat dalam darah yang terbentuk dari karbohidrat dalam makanan dan disimpan
sebagai glikogen di hati dan otot rangka.
Uji benedict adalah uji kimia untuk
mengetahui kandungan gula pereduksi. Gula pereduksi meliputi semua jenis
monosakarida dan beberapa disakarida seperti laktosa dan maltosa. Uji benedict
menggunakan larutan fehling ataupun benedict yang berfungsi memeriksa kehadiran
gula pereduksi dalam suatu cairan.
Larutan benedict yang mengandung
tembaga alkalis akan direduksi oleh gula yang mempunyai gugus aldehida dengan
membentuk kuprooksida yang berwarna hijau, kuning atau merah. Fehling yang
terdiri dari campuran CuSO4 dan asam tartat dan basa, akan direduksi gula
pereduksi sehingga Cu akan menjadi Cu2O yang berwarna merah bata.
Reaksi benedict sensitive karena
larutan sakar dalam jumlah sedikit menyebabkan perubahan warna dari seluruh
larutan, sedikit menyebabkan perubahan warna dari seluruh larutan, hingga
praktis lebih mudah mengenalnya. Hanya terlihat sedikit endapan pada dasar
tabung. Uji benedict lebih peka karena
benedict dapat dipakai untuk menafsir kadar glukosa secara kasar, karena dengan
berbagai kadar glukosa memberikan warna yang berlainan.
Nama Benedict merupakan nama seorang
ahli kimia asal Amerika, Stanley Rossiter Benedict (17 Maret 1884-21 Desember
1936). Benedict lahir di Cincinnati dan studi di University of Cincinnati.
Setahun kemudian dia pergi ke Yale University untuk mendalami Physiology dan
metabolisme di Department of Physiological Chemistry.
Pada uji Benedict, pereaksi ini akan
bereaksi dengan gugus aldehid, kecuali aldehid dalam gugus aromatik, dan alpha
hidroksi keton. Oleh karena itu, meskipun fruktosa bukanlah gula pereduksi,
namun karena memiliki gugus alpha hidroksi keton, maka fruktosa akan berubah
menjadi glukosa dan mannosa dalam suasana basa dan memberikan hasil positif
dengan pereaksi benedict. Satu liter pereaksi Benedict dapat dibuat dengan
menimbang sebanyak 100 gram sodium carbonate anhydrous, 173 gram sodium
citrate, dan 17.3 gram copper (II) sulphate pentahydrate, kemudian dilarutkan
dengan akuadest sebanyak 1 liter.
Untuk mengetahui adanya monosakarida
dan disakarida pereduksi dalam makanan, sample makanan dilarutkan dalam air,
dan ditambahkan sedikit pereaksi benedict. Dipanaskan dalam waterbath selamaa
4-10 menit. Selama proses ini larutan akan berubah warna menjadi biru (tanpa
adanya glukosa), hijau, kuning, orange, merah dan merah bata atau coklat
(kandungan glukosa tinggi). Sukrosa (gula pasir) tidak terdeteksi oleh pereaksi
Benedict. Sukrosa mengandung dua monosakrida (fruktosa dan glukosa) yang
terikat melalui ikatan glikosidic sedemikian rupa sehingga tidak mengandung
gugus aldehid bebas dan alpha hidroksi keton. Sukrosa juga tidak bersifat
pereduksi. Uji Benedict dapat dilakukan pada urine untuk mengetahui kandungan
glukosa. Urine yang mengandung glukosa dapat menjadi tanda adanya penyakit
diabetes. Sekali urine diketahui mengandung gula pereduksi, test lebih jauh
mesti dilakukan untuk memastikan jenis gula pereduksi apa yang terdapat dalam
urine. Hanya glukosa yang mengindikasikan penyakit diabetes.
PROTEIN
Protein adalah sumber asam amino yang
mengandung unsur C,H,O dan N . Protein sangat penting sebagai sumber asam amino
yang digunakan untuk memnbangun struktur tubuh. Selain itu protein juga bisa
digunakan sebagai sumber energi bila terjadi defisiensi energi dari karbohidrat
dan/atau lemak. Sifat-sifat protein beraneka ragam, dituangkan dalam berbagai
sifatnya saat bereaksi dengan air, beberapa reagen dengan pemanasan serta
beberapa perlakuan lainnya.
Urin terdiri dari air dengan bahan
terlarut berupa sisa metabolisme (seperti urea), garam terlarut, dan materi
organik. Cairan dan materi pembentuk urin berasal dari darah atau cairan
interstisial. Komposisi urin berubah sepanjang proses reabsorpsi. Biasanya,
hanya sebagian kecil protein plasma disaring di glomerulus yang diserap oleh
tubulus ginjal dan diekskresikan ke dalam urin. Normal ekskresi protein
biasanya tidak melebihi 150 mg/24 jam atau 10 mg/dl urin. Lebih dari 10 mg/dl
didefinisikan sebagai proteinuria. Adanya protein dalam urine disebut
proteinuria.
Beberapa keadaan yang dapat
menyebabkan proteinuria adalah : penyakit ginjal (glomerulonefritis, nefropati
karena diabetes, pielonefritis, nefrosis lipoid), demam, hipertensi, multiple
myeloma, keracunan kehamilan (pre-eklampsia, eklampsia), infeksi saluran kemih
(urinary tract infection). Proteinuria juga dapat dijumpai pada orang sehat
setelah kerja jasmani, urine yang pekat atau stress karena emosi.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Alat dan Bahan
Alat :
1.
Tabung reaksi
2.
Lampu bunsen
3.
Penjepit tabung reaksi
4.
Pipet
5.
Kertas lakmus
Bahan :
1.
Urine
2.
Larutan benedict
3.
Larutan biuret
4.
Gula
5.
Air
2.2 Langkah
Kerja
A. Menentukan pH dalam urine
1.
Memasukan 20 tetes urine pada tabung reaksi
2.
Uji pH urine dengan menggunakan kertas indikator
universl, kemudian cocokkan warnanya dengan standar pH
B. Uji kandungan protein dalam urine
1.
Mengisi tabung reaksi dengan urine sebanyak 40
tetes
2.
Tambahkan 5 tetes larutan biuret ke dalam tabung
reaksi yang di isi dengan urine dan biarkan bercampur kira-kira 5 menit
3.
Amati perubahan yang terjadi pada tabung
tersebut
C. Uji kandungan glukosa pada urine
1.
Masukan 40 tetes urine ke dalam tabung reaksi
2.
Meneteskan larutan benedict ke dalam tabung
reaksi sebanyak 5 tetes
3.
Menjapit tabung reaksi dengan penjepit. Panaskan
ujung tabung reaksidengan api bunsen, janagn sampai mendidih. Pemanasan yang
berlebihan menyebabkan perubahan warna yang tidak cocok. Kurang lebih panasi
3-5 menit.
4.
Mengamati perubahan warna yang terjadi. Apabila
mengandung gula, bahan ini menunjukkan endapan berwarna merah bata.
2.3 Analisa Data
1. Apa warna urine
sebelum di beri perlakuan? Apa arti warna tersebut?
Urine berwarna kuning sebelum di beri perlakuan.
Warna urin yang normal warnanya kuning, berasal dari
bilirubin. Pucat atau kuatnya warna kuning pada urin normal tergantung pada
konsumsi air. perubahan warna dari yang normal itu bisa terjadi karena pengaruh
makanan, obat, atau kondisi kesehatan. Warna kuning terang hingga oranye bisa
terjadi jika kita mengonsumsi vitamin B2 (riboflavin) dan/atau carotene, sesuai
dengan warnanya.
2. Berapa pH dari
urine yang kalian amati? Apakah arti angka tersebut?
pH dari urine yang kami amati adalah 6, pH urine normal
(berkisar antara 5-8).
3. Apa warna urine
pada tabung reaksi setelah di tambahkan larutan biuret? Warna tersebut
mengindikasikan apa?
Warna urine pada tabung reaksi adalah kuning pekat,
mengindikasikan bahwa urine normal
4. Apa warna urine pada
tabung reaksi setelah di tambahkan larutan benedict dan kemudian di panaskan? Warna tersebut mengindikasikan apa?
Warna urine pada tabung reaksi setelah ditambahkan larutan benedict dan kemudian dipanaskan
adalah kuning keputihan. Warna tersebut mengindikasikan bahwa urine normal.
a) Jika dalam urine
terbukti ada protein maka bagian ginjal mana yang tidak berfungsi?
Jika terdapat kandungan protein dalam urine ,berarti
ginjal mengalami kelainan atau gangguan akibat terdapat kebocoran
pada ginjal bagian glomerulus yang berfungsi sebagai
penyerapan senyawa yang dibutuhkan oleh tubuh, termasuk protein.
b) Jika dalam urine
terbukti ada glukosa maka bagian ginjal mana yang tidak berfungsi?
Bagian tubulus tidak berfungsi. Pada ginjal normal, glukosa
dan asam amino meresap melalui peristiwa difusi pada daerah tubulus
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa:
·
Warna kuning dalam urine berasal dari bilirubin.
Pucat atau kuatnya warna kuning pada urin normal tergantung pada konsumsi air.
perubahan warna dari yang normal itu bisa terjadi karena pengaruh makanan,
obat, atau kondisi kesehatan
·
pH urine normal berkisar antara 5-8.
·
Urine dikatakan normal jika warna urine pada
tabung reaksi setelah ditambahkan
larutan benedict kemudian dipanaskan adalah kuning keputihan.
·
Jika terdapat kandungan protein dalam urine,
maka ginjal mengalami kelainan atau gangguan akibat terdapat kebocoran
pada ginjal bagian glomerulus yang berfungsi sebagai
penyerapan senyawa yang dibutuhkan oleh tubuh, termasuk protein.
·
Jika pada urine terdapat glukosa, maka ginjal bagian
tubulus tidak berfungsi. Pada ginjal normal, glukosa dan asam amino meresap melalui
peristiwa difusi pada daerah tubulus.
Daftar Rujukan
Lestari, Endang.2009.Biologi 2 : Makhluk Hidup dan Lingkungannya
Untuk SMA/MA Kelas XI Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidkan
Nasional
Bagus trimakasih tlah membantu tugasku dan menambah wawasan
ReplyDeleteterima kasih banyaaak
ReplyDeleteteori-teori yang mendukung ini apa yah??
ReplyDelete