PRAKTIKUM 1: DENYUT NADI
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah:
Mengetahui jumlah
denyut nadi pada kondisi istirahat dan setelah melakukan kegiatan.
1.2 Alat dan Bahan
1.
Jam / stopwatch
1.3 Cara Kerja
1. Duduk dengan santai,
biarkan tangan dalam keadaan lemas.
2. Memegang pergelangan tangan
kiri. Menempelkan jari telunjuk dan jari tengah tepat pada pergelangan tangan
tersebut.
3. Menekan sedikit sampai terasa
denyutan nadi di pergelangan tangan.
4. Menghitung banyak denyut nadi
masing-masing selama 1 menit dan mencatat hasilnya.
5. Berlari selama 3 hingga 5
menit, kemudian menghitung denyut nadi masing-masing selama 1 menit dan
mencatat hasilnya.
6. Membandingkan hasil pengamatan
dengan teman sekelompok. Kemudian, mencatat hasilnya dalam bentuk tabel.
1.4 Hasil Pengamatan
NAMA
|
JUMLAH DENYUT
NADI PER MENIT
|
|
SAAT NORMAL
|
SETELAH BEROLAHRAGA
|
|
Fathinnatussifa U Z
|
81
|
115
|
Niki Fadhillah
|
72
|
107
|
Rere Mahendra
|
75
|
97
|
Sharas Tri
|
88
|
119
|
Thamara Martha S
|
79
|
103
|
RATA RATA
|
79
|
108
|
BAB 2
PENUTUP
2.1 Analisa Data
Dari data hasil
percobaan dapat di ketahui bahwa banyaknya denyut nadi yang terjadi dari
masing-masing kegiatan ternyata berbeda-beda. Pada kegiatan pertama, yaitu saat normal,
rata-rata denyut
nadi yang di peroleh adalah 79
kali tiap 1 menit. Sedangkan pada saat setelah berolahraga, banyaknya rata-rata denyut nadi semakin meningkat
pesat, yaitu menjadi 108
kali tiap 1 menit. Peningkatan ini dapat terjadi karena pada masing-masing kegiatan
jantung memiliki porsi masing-masing dalam memompa darahnya. Semakin santai /
rileks suatu kegiatan, maka semakin sedikit pula denyut jantung yang terjadi.
Namun, semakin berat aktifitas yang kita lakukan, akan sangat banyak pula
denyut nadi yang terjadi. Oleh karena itu, kegiatan mempengaruhi kinerja
jantung dalam memompa darah terutama dalam denyut nadi tersebut.
2.2 Kesimpulan
Berdasarkan
data hasil percobaan dan analisis data yang telah dilakukan, maka dapat
disimpulkan bahwa banyak sedikitnya denyut nadi tiap 1 menitnya tergantung dari
kegiatan yang dilakukan. Semakin ringan kegiatan yang dilakukan, maka semakin sedikit
denyut nadi yang terjadi. Begitu pula saat aktifitas yang dilakukan semakin
berat, maka denyut nadi yang terjadi juga semakin banyak.
PRAKTIKUM 2: TEKANAN DARAH
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah:
Mengetahui prinsip pengukuran tekanan
darah pada manusia menggunakan Sphygmomanometer.
1.2 Alat dan Bahan
1)
Aneroid
sphygmomanometer
2)
Stetoskop
3)
Jam / stopwatch
4)
Sukarelawan
1.3 Cara Kerja
- Metakkan
lengan sukarelawan dengan posisi telapak tangan menghadap ke atas dengan
posisi lengan sebaiknya setinggi jantung.
- Memasang
manset pada lengan atas, dengan batas bawah manset 2-3 cm dari lipatan
siku dan perhatikan posisi pipa manset yang akan menekan tepat di atas
denyutan arteri di lipatan siku (arteri brakhialis).
- Meletakkan
stetoskop tepat di atas arteri brakhialis.
- Memompa
manset hingga aneroid
sphygmomanometer mencatat 150 mmHg.
- Membuka
katup manset secara bertahap dan membiarkan tekanan manset turun perlahan.
- Mengingat
dan mencatat bunyi pertama yang terdengar sebagai tekanan sistolik, dan mencatat
pula bunyi terakhir yang masih terdengar sebagai tekanan diastolik.
- Turunkan
tekanan manset sampai 0 mmHg dan lepaskan manset.
1.4 Hasil Pengamatan
NAMA
|
TEKANAN SISTOLIK / DIASTOLIK auskultasi (mmHg)
|
Niki Fadhillah
|
110 / 80
|
Rere Mahendra
|
110 / 75
|
Sharas Tri
|
120 / 80
|
BAB 2
PENUTUP
2.1 Analisa Data
Pada
percobaan di atas, selama
gerakan jantung dapat terdengar dua macam suara yang disebabkan oleh
katup-katup yang menutup secara pasif. Bunyi pertama disebabkan menutupnya katup atrio-ventrikuler
dan kontraksi ventrikel. Bunyi
kedua karena menutupnya katup aortik dan pulmoner sesudah kontraksi
ventrikel. Yang pertama adalah panjang dan rata (terdengar seperti “lup”), yang
kedua pendek dan tajam (terdengar seperti “dup”).
2.2 Kesimpulan
Tekanan darah merujuk kepada tekanan yang dialami darah pada
pembuluh arteri darah ketika darah di pompa oleh jantung ke seluruh
anggota tubuh manusia. Tekanan
darah dibuat dengan mengambil dua ukuran dan biasanya diukur seperti berikut -
120 /80 mmHg. Nomor atas (120) menunjukkan tekanan ke atas pembuluh arteri
akibat denyutan jantung, dan disebut tekanan sistole. Nomor bawah (80)
menunjukkan tekanan saat jantung beristirahat di antara pemompaan, dan disebut
tekanan diastole. Saat yang paling baik
untuk mengukur tekanan darah adalah saat Anda istirahat dan dalam keadaan duduk
atau berbaring.
PRAKTIKUM 3: UJI GOLONGAN
DARAH
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah:
Mengetahui cara menentukan golongan darah.
1.2 Alat dan Bahan
Alat :
1. Blood Lancet(jarum franke)
2. Kapas
3. Tusuk Gigi
4. Kaca benda
Bahan :
1. Serum anti-A
2. Serum anti-B
3. Alkohol
4. Penetral
1.3 Cara Kerja
1. Menyiapkan
kaca benda yang bersih, membersihkan salah satu jari kiri dengan alkohol.
2. Menusuk
salah satu ujung jari kiri dengan blood lancet (jarum franke).
3. Darah
yang keluar diteteskan pada 3 tempat: I, II, III.
4. Menetesi
darah:
a.Dengan zat
anti-A
b.Dengan zat
anti-B
c.Dengan penetral
5.
Mengaduk tetesan darah yang ditetesi serum dengan menggunakan tusuk gigi.
6.
Mengamati, apakah terjadi aglutinasi atau tidak.
7.
Menulis hasil pengamatan pada tabel.
1.4 Hasil Pengamatan
Nama Siswa
|
Hasil Pengamatan
|
Gol.Darah
|
||
Serum
Anti-A
|
Serum
Anti-B
|
Penetral
|
||
Thamara Martha S
|
Darah tidak menggumpal
|
Darah tidak menggumpal
|
Darah tidak menggumpal
|
O
|
BAB 2
PENUTUP
2.1 Analisa Data
Pada percobaan ini, aglutinasi dapat
terjadi karena tercampurnya darah dengan antigen-antigen tersebut yang dapat
membentuk gumpalan. Jika dicoba dengan sukarelawan yang berbeda-beda golongan
darahnya akan didapat data sebagai berikut:
a. Darah
bergolongan A, jika terjadi penggumpalan (aglutinasi) pada serum anti-A dan
tidak terjadi penggumpalan (aglutinasi) pada serum anti-B.
b. Darah
bergolongan AB, jika terjadi penggumpalan (aglutinasi) pada serum anti-A dan
serum anti-B.
c. Darah
bergolongan B, jika tidak terjadi penggumpalan (aglutinasi) pada serum anti-A
dan terjadi (aglutinasi) pada serum anti-B.
d. Darah
bergolongan O, jika tidak terjadi penggumpalan (aglutinasi) pada serum anti-A
maupun serum anti-B.
2.2 Kesimpulan
Dalam praktikum uji golongan darah, dapat disimpulkan
sebagai berikut:
Golongan darah berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang
terkandung dalam darahnya dibagi menjadi 4 bagian yaitu golongan darah A, B,
AB, dan O.
Darah yang ditetesi Anti-A menggumpal,maka golongan
darahnya A.
Darah yang ditetesi Anti-B menggumpal, maka
golongan darahnya B.
Darah yang ditetesi Anti-A dan Anti-B menggumpal,
maka golongan darahnya AB.
Darah yang ditetesi Anti-A dan Anti-B tidak mengumpal
semua, maka golongan darahnya O.
DAFTAR
PUSTAKA
Aryulina, Diah dkk. 2010. BIOLOGY for Senior High School Grade XI Semester 1. Jakarta : Erlangga.
Kimball,
J. W. 1999. Biologi Umum. Jakarta: Erlangga.
Prawirohartono, Slamet. 2004. Sains Biologi 2a Kurikulum 2004 Kelas 2 SMA.
Jakarta: Bumi aksara.
Sri Lestari, Endang. 2009. BIOLOGI 2 Makhluk Hidup dan Lingkungannya
Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidkan Nasional.
0 comments:
Post a Comment