Saturday, 16 August 2014

Laporan Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia

PRAKTIKUM 1: DENYUT NADI

BAB 1

PENDAHULUAN

 

1.1 Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah:
Mengetahui jumlah denyut nadi pada kondisi istirahat dan setelah melakukan kegiatan.

1.2 Alat dan Bahan

1.    Jam / stopwatch

1.3 Cara Kerja

1.     Duduk dengan santai, biarkan tangan dalam keadaan lemas.
2.    Memegang pergelangan tangan kiri. Menempelkan jari telunjuk dan jari tengah tepat pada pergelangan tangan tersebut.
3.    Menekan sedikit sampai terasa denyutan nadi di pergelangan tangan.
4.    Menghitung banyak denyut nadi masing-masing selama 1 menit dan mencatat hasilnya.
5.    Berlari selama 3 hingga 5 menit, kemudian menghitung denyut nadi masing-masing selama 1 menit dan mencatat hasilnya.
6.    Membandingkan hasil pengamatan dengan teman sekelompok. Kemudian, mencatat hasilnya dalam bentuk tabel.


1.4 Hasil Pengamatan

               




NAMA

JUMLAH DENYUT NADI PER MENIT

SAAT NORMAL
SETELAH BEROLAHRAGA
Fathinnatussifa U Z
81
115
Niki Fadhillah
72
107
Rere Mahendra
75
97
Sharas Tri
88
119
Thamara Martha S
79
103
RATA RATA
79
108

 

BAB 2

PENUTUP

 

2.1 Analisa Data

Dari data hasil percobaan dapat di ketahui bahwa banyaknya denyut nadi yang terjadi dari masing-masing kegiatan ternyata berbeda-beda. Pada kegiatan pertama, yaitu saat normal, rata-rata denyut nadi yang di peroleh adalah 79 kali tiap 1 menit. Sedangkan pada saat setelah berolahraga, banyaknya rata-rata denyut nadi semakin meningkat pesat, yaitu menjadi 108 kali tiap 1 menit. Peningkatan ini dapat terjadi karena pada masing-masing kegiatan jantung memiliki porsi masing-masing dalam memompa darahnya. Semakin santai / rileks suatu kegiatan, maka semakin sedikit pula denyut jantung yang terjadi. Namun, semakin berat aktifitas yang kita lakukan, akan sangat banyak pula denyut nadi yang terjadi. Oleh karena itu, kegiatan mempengaruhi kinerja jantung dalam memompa darah terutama dalam denyut nadi tersebut.

2.2 Kesimpulan

Berdasarkan data hasil percobaan dan analisis data yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa banyak sedikitnya denyut nadi tiap 1 menitnya tergantung dari kegiatan yang dilakukan. Semakin ringan kegiatan yang dilakukan, maka semakin sedikit denyut nadi yang terjadi. Begitu pula saat aktifitas yang dilakukan semakin berat, maka denyut nadi yang terjadi juga semakin banyak.

PRAKTIKUM 2: TEKANAN DARAH

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah:
Mengetahui prinsip pengukuran tekanan darah pada manusia menggunakan Sphygmomanometer.


1.2 Alat dan Bahan

1)   Aneroid sphygmomanometer
2)   Stetoskop
3)   Jam / stopwatch
4)   Sukarelawan

1.3 Cara Kerja

  1. Metakkan lengan sukarelawan dengan posisi telapak tangan menghadap ke atas dengan posisi lengan sebaiknya setinggi jantung.
  2. Memasang manset pada lengan atas, dengan batas bawah manset 2-3 cm dari lipatan siku dan perhatikan posisi pipa manset yang akan menekan tepat di atas denyutan arteri di lipatan siku (arteri brakhialis).
  3. Meletakkan stetoskop tepat di atas arteri brakhialis.
  4. Memompa manset hingga aneroid sphygmomanometer mencatat 150 mmHg.
  5. Membuka katup manset secara bertahap dan membiarkan tekanan manset turun perlahan.
  6. Mengingat dan mencatat bunyi pertama yang terdengar sebagai tekanan sistolik, dan mencatat pula bunyi terakhir yang masih terdengar sebagai tekanan diastolik.
  7. Turunkan tekanan manset sampai 0 mmHg dan lepaskan manset.


1.4 Hasil Pengamatan



NAMA
TEKANAN SISTOLIK / DIASTOLIK auskultasi (mmHg)

Niki Fadhillah

110 / 80

Rere Mahendra

110 / 75

Sharas Tri

120 / 80

BAB 2

PENUTUP

 

2.1 Analisa Data

Pada percobaan di atas, selama gerakan jantung dapat terdengar dua macam suara yang disebabkan oleh katup-katup yang menutup secara pasif. Bunyi pertama disebabkan menutupnya katup atrio-ventrikuler dan kontraksi ventrikel. Bunyi kedua karena menutupnya katup aortik dan pulmoner sesudah kontraksi ventrikel. Yang pertama adalah panjang dan rata (terdengar seperti “lup”), yang kedua pendek dan tajam (terdengar seperti “dup”).

2.2 Kesimpulan

Tekanan darah merujuk kepada tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri darah ketika darah di pompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh manusia. Tekanan darah dibuat dengan mengambil dua ukuran dan biasanya diukur seperti berikut - 120 /80 mmHg. Nomor atas (120) menunjukkan tekanan ke atas pembuluh arteri akibat denyutan jantung, dan disebut tekanan sistole. Nomor bawah (80) menunjukkan tekanan saat jantung beristirahat di antara pemompaan, dan disebut tekanan diastole. Saat yang paling baik untuk mengukur tekanan darah adalah saat Anda istirahat dan dalam keadaan duduk atau berbaring.

PRAKTIKUM 3: UJI GOLONGAN DARAH

BAB 1

PENDAHULUAN

 

1.1 Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah:
Mengetahui cara menentukan golongan darah.

1.2 Alat dan Bahan

Alat :
1. Blood Lancet(jarum franke)
2. Kapas
3. Tusuk Gigi
4. Kaca benda
Bahan :
1. Serum anti-A
2. Serum anti-B
3. Alkohol
4. Penetral

1.3 Cara Kerja

1.      Menyiapkan kaca benda yang bersih, membersihkan salah satu jari kiri dengan alkohol.
2.      Menusuk salah satu ujung jari kiri dengan blood lancet (jarum franke).
3.      Darah yang keluar diteteskan pada 3 tempat: I, II, III.
4.      Menetesi darah:
a.Dengan zat anti-A
b.Dengan zat anti-B
c.Dengan penetral
5.    Mengaduk tetesan darah yang ditetesi serum dengan menggunakan tusuk gigi.
6.    Mengamati,  apakah terjadi aglutinasi atau tidak.
7.     Menulis hasil pengamatan pada tabel.

1.4 Hasil Pengamatan


Nama Siswa
Hasil Pengamatan
Gol.Darah
Serum
Anti-A
Serum
Anti-B
Penetral
Thamara Martha S
 Darah tidak menggumpal
Darah tidak menggumpal
 Darah tidak menggumpal
O

 

BAB 2

PENUTUP

 

2.1 Analisa Data

Pada percobaan ini, aglutinasi dapat terjadi karena tercampurnya darah dengan antigen-antigen tersebut yang dapat membentuk gumpalan. Jika dicoba dengan sukarelawan yang berbeda-beda golongan darahnya akan didapat data sebagai berikut:
a.      Darah bergolongan A, jika terjadi penggumpalan (aglutinasi) pada serum anti-A dan tidak terjadi penggumpalan (aglutinasi) pada serum anti-B.
b.       Darah bergolongan AB, jika terjadi penggumpalan (aglutinasi) pada serum anti-A dan serum anti-B.
c.      Darah bergolongan B, jika tidak terjadi penggumpalan (aglutinasi) pada serum anti-A dan terjadi (aglutinasi) pada serum anti-B.
d.       Darah bergolongan O, jika tidak terjadi penggumpalan (aglutinasi) pada serum anti-A maupun serum anti-B.

2.2 Kesimpulan

Dalam praktikum uji golongan darah, dapat disimpulkan sebagai berikut:
Golongan darah berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang terkandung dalam darahnya dibagi menjadi 4 bagian yaitu golongan darah A, B, AB, dan O.
Darah yang ditetesi Anti-A menggumpal,maka golongan darahnya A.
Darah yang ditetesi Anti-B menggumpal, maka golongan darahnya B.
Darah yang ditetesi Anti-A dan Anti-B menggumpal, maka golongan darahnya AB.
Darah yang ditetesi Anti-A dan Anti-B tidak mengumpal semua, maka golongan darahnya O.

DAFTAR PUSTAKA

Aryulina, Diah dkk. 2010. BIOLOGY for Senior High School Grade XI Semester 1. Jakarta : Erlangga.
Kimball, J. W. 1999. Biologi Umum. Jakarta: Erlangga.
Prawirohartono, Slamet. 2004. Sains Biologi 2a Kurikulum 2004 Kelas 2 SMA. Jakarta: Bumi aksara.
Sri Lestari, Endang. 2009. BIOLOGI 2 Makhluk Hidup dan Lingkungannya Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidkan Nasional.

0 comments:

Post a Comment